Ketika membaca atau mendengar kalimat “Perempuan Hebat” apa yang terlintas dalam benak mu? Apakah kamu teringat ibu mu? Atau kamu teringat akan sosok perempuan hebat lainnya yang menginspirasi kamu? Lalu apakah kamu setuju dengan kalimat tersebut?
Perempuan kerap kali diatur oleh omongan masyarakat seperti “Perempuan jangan berpendidikan tinggi!” “perempuan jangan terlalu sukses atau mengejar karir!” “jangan terlalu keras suaranya! Lemah lembut dong jadi perempuan!” Atau dituntut seperti “Perempuan harus bisa masak!” “Perempuan harus bisa beres-beres rumah” “perempuan harus penurut” “Nanti kalau sudah menikah, harus jadi ibu rumah tangga baru kamu jadi perempuan hebat!” “melahirkan harus normal baru kamu jadi perempuan hebat dan sesungguhnya!” dan lain sebagainya. Aturan dan tuntutan seperti kalimat tadi secara tidak sadar membatasi ruang gerak perempuan, demi menjadi “perempuan hebat” yang sesuai omongan masyarakat. Di hari Kartini ini, saya mau menyampaikan kepada para perempuan yang membaca tulisan ini.. Lakukan semua hal yang ingin kamu lakukan! coba semua hal yang ingin kamu coba! Kejar karir dan pendidikan setinggi yang kamu mau! Hidup mu terlalu singkat untuk menuruti semua omongan masyarakat. Toh apapun yang kita lakukan pasti tetap akan dikomentari masyarakat entah itu baik atau buruk.
Entah perempuan memilih untuk mengejar karir, mengejar pendidikan sampai S3, atau bahkan menjadi ibu rumah tangga, semua perempuan bisa hebat sesuai pilihannya.
Selamat hari kartini bagi perempuan hebat!
Salam penuh daya!