Sahabat Daya, ada sebuah kisah.
Pada suatu waktu di sebuah daerah, kita sebut saja sebagai kota yang didalamnya terdapat beberapa desa yang sedang mengalami kelaparan. Saat hal itu terjadi salah satu dosen ekonomi di kampus kota ini yang merupakan lulusan dari negara maju menjelaskan dengan berbusa-busa bagaimana konsep ekonomi kepada mahasiswanya. Namun saat selesai mengajar dan dalam perjalanan pulang dia menemukan banyak sekali orang hampir mati karena kelaparan dan dia merasa semua teorinya tidak bisa membantu apa-apa.
Akhirnya dia memutuskan untuk mencoba mendatangi orang-orang yang kelaparan tersebut dan menemukan banyak orang yang tersangkut pada praktek monopoli ekonomi dimana pengrajin kecil harus menjual barang buatannya kepada pedagang tertentu dengan harga murah, sedangkan pedagang tersebut menjualnya dengan harga yang tinggi.
Berangkat dari hal tersebut dia mengumpulkan mahasiswanya untuk melakukan proyek mengumpulkan ada berapa banyak yang bernasib seperti pengrajin tersebut dan ditemukanlah kurang lebih 40an pengrajin. Dimana total dana yang dibutuhkan oleh para pengrajin ini untuk bisa mandiri tanpa terikat monopoli perdagangan hanyalah sekitar 27 dollar di masa itu. Sungguh malu rasanya sebagai bagian dari masyarakat tidak bisa menyediakan uang senilai tersebut bagi para pengrajin yang memiliki semangat kerja keras.
Singkat cerita, dosen tersebut mengeluarkan uang pribadi dan diberikan kepada para pengrajin tersebut untuk modal dan bisa dikembalikan sesuai kesepakatan. Kemudian terpikirkan untuk membantu para pengrajin tersebut mendapatkan pinjaman yang lebih besar dengan meminjam ke bank, maka didatangilah bank di area kampusnya namun pengajuannya ditolak karena dari bank menilai bahwa orang miskin tidak layak mendapatkan kredit.
Sang dosen akhirnya mengajukan diri sebagai penjamin untuk 1 desa yang akan diberikan pinjaman, dan para pengrajin mengembalikan dengan baik pinjamannya. Dari bank masih belum percaya dan memberikan tantangan menjadi 2 desa, 5 desa, 50 desa dan seterusnya. Namun dosen ini mampu membuktikan bahwa yang dijamin olehnya mengembalikan pinjamannya.
Pada akhirnya sang dosen mendirikan bank miliknya sendiri untuk bisa memfasilitasi pada pengrajin ini, dengan bank miliknya sendiri maka dapat melakukan ekspansi sesukanya dan terus berkembang dengan baik
Saat ini Grameen Bank sudah bekerja untuk lebih dari 46.000 desa di Bangladesh melalui 1.267 cabangnya dan lebih dari 12.000 karyawannya.
Sahabat Daya, kadang suara orang membuat kita susah melangkah dan berubah. Kita harus ingat bahwa kita bisa mengubah dunia saat kita sendiri mau berubah. Salam penuh Daya..
Sumber : The 8th Habit – Melampaui Efektivitas, Menggapai Keagungan by Stephen R. Covey